tingginya nilai SENI bagi yang meminatinya~

SENI MERUPAKAN UNTAIAN LUHUR DARI JIWA-JIWA YANG IKHLAS.
SENI TAK AKAN TERCIPTA DAN DIFAHAMI KETIKA JIWA TELAH DIHINGGAPI OLEH KEMUNAFIKAN.
IA MERUPAKAN BAHASA KEBEBASAN MURNI TANPA TEORI, TANPA REKAYASA,
YANG KELAHIRANNYA ADALAH BAHASA KEINDAHAN YANG SEBELUMNYA DISINARI OLEH CAHAYA TUHAN.
PERCIKAN-PERCIKAN ATAU PUN UNTAIAN-UNTAIAN SENI AKAN SELALU HADIR DI SEGALA ZAMAN
MENGAJARI MANUSIA AKAN KELEMBUTAN BUDI, KEHALUSAN ROHANI, MENGAJAK MANUSIA PADA KESADARAN TERDALAM, MENGACA KE DALAM BATIN DAN MENEMUKAN TUHAN.
IA ADALAH BAHASA KELEMBUTAN DAN CINTA DAN TIDAK TERLAHIR OLEH JIWA - JIWA YANG TIDAK MEMPUNYAI CINTA.
IA ADALAH BAHASA KASIH SAYANG-"NYA", YANG TERGORES LEWAT TANGAN SANG SENIMAN,
DAN TIDAK TERLAHIR OLEH JIWA YANG TIDAK MENEMPATKAN KEINDAHAN TUHAN ADA DALAM BATINNYA. Seni adalah bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam jiwa manusia, disampaikan dalam berbagai bentuk dan diterima oleh indra. Contohnya seni suara untuk indra pendengar, seni lukis untuk indra penglihat, dll. Jadi saya percaya bahwa di dalam setiap manusia memiliki jiwa seni dan berbeda-beda karena setiap orang diciptakan tidak ada yang sama. Bentuk seni dapat beraneka ragam dan dapat ditemui dimana saja.


Dalam mengekspresikan seni tentulah "jiwa" sangatlah berpengaruh karena akan menentukan karakter dan corak dari seni yang dihasilkan. Keindahan dari sebuah seni tentulah harus didukung akan kemampuan seseorang dalam mengolahnya agar seni tersebut dapat dinikmati oleh orang lain.


namun kiranya akhir-akhir ini, telah terjadi sebuah lelucon ketika makna seni itu luntur dengn munculnya seniman-seniman jadi-jadian yang merelakan mencampur adukkan karya seni hanya karena popularitas belaka sehingga akan menghilangkan makna seni yang terkandung didalamnya, sungguh disayangkan...karna menurut saya makna seni itu lebih great!agung!indah! ketimbang barang tak bermakna yang dinamakan popularitas.dan harusnya mawas diri, mencontoh pelukis Affandi.Pelukis maestro yang meskipun ter-populer-kan hingga di kalangan internasional, namun ia tetap menjuluki dirinya pelukis kebo (pelukis bodoh), dan lebih senang melukis dengan coretan-coretan naturalnya yang ditujukan untuk mengungkapkan perasaannya.